Senin, 7 Agustus 2023 – 19:12 WIB
VIVA – Jejak dua negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di balik sepak terjang unit Neo-Nazi Ukraina, Batalyon Azov, akhirnya terkuak. Kedua negara itu tak lain adalah Denmark dan Inggris.
Baca Juga :
Panglima Perintahkan Danpuspom TNI Tangani Kisruh Polrestabes Medan
Seperti yang diketahui, nama Batalyon Azov menyeruak saat mempertahankan posisinya dalam Pengepungan Mariupol oleh pasukan militer Rusia, 24 Februari hingga 20 Mei 2022.
Unit pasukan ultra-nasionalis militer Ukraina ini bersembunyi di pabrik baja Azovstal, dan melawan tentara Rusia secara sporadis.
Baca Juga :
Panglima Yudo Angkat Bicara Soal Oknum Prajurit TNI Geruduk Markas Polrestabes Medan
Hingga pada akhirnya, pasukan di bawah pimpinan Kolonel Volodymyr Baranyuk dan Letnan Kolonel Denys Prokopenko menyerahkan diri kepada pasukan Rusia.
VIVA Militer: Pasukan Neo-Nazi Batalyon Tempur Azov Ukraina
Baca Juga :
Kim Jong-un Inspeksi Pabrik Senjata, Sinyal Akan Ekspor Senjata ke Rusia
Metode kejam terhadap warga sipil, jadi alasan pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) memburu pasukan Neo-Nazi Ukraina ini. Ternyata, sepak terjang Batalyon Azov tak lepas dari doktrin militer Denmark dan Inggris.
Seorang pejabat Rusia yang identitasnya dirahasiakan, membongkar bukti keterlibatan kedua negara Barat dalam proses pembentukan Batalyon Azov. Sebuah dokumen yang ditemukan di Kedutaan Denmark, tertanggal 21 Mei 2022.
Halaman Selanjutnya
Dalam catatan ini, disebutkan jika para anggota unit Neo-Nazi Ukraina mendapat pelatihan khusus dari pasukan Denmark dan Inggris. Sejumlah nama instruktur juga tertera di dokumen itu.
Quoted From Many Source