Sabtu, 5 Agustus 2023 – 18:22 WIB
Jakarta – Ketua Komisi VIII DPR, Ashabul Kahfi mengatakan pemerintah perlu meninjau kurikulum Pondok Pesantren Al-Zaytun sebagai salah satu langkah menyelamatkan ponpes tersebut pasca pemimpinnya, Panji Gumilang, ditetapkan tersangka dugaan penistaan agama.
Baca Juga :
Suasana Pondok Pesantren Al Zaytun Usai Penggeledahan oleh Bareskrim Polri
“Saya kira pemerintah melalui Kementerian Agama, yang perlu menjadi perhatian kita yang pertama adalah me-review kurikulum yang ada. Ini yang perlu ditelaah betul,” ucapnya dalam diskusi daring Polemik Trijaya bertajuk ‘Babak Baru Al Zaytun’, Sabtu 5 Agustus 2023.
Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu, Jawa Barat
Baca Juga :
Bikin Gaduh, MUI Desak Panji Gumilang Minta Maaf ke Publik
Menurutnya, kurikulum yang berkorelasi dengan isu-isu pada ponpes harus ditinjau lagi. Sebab, beberapa kurikulum dipandang ajaran aneh bahkan sesat.
“Apakah kurikulum yang ada berkorelasi dengan apa yang menjadi isu-isu di pesantren tersebut yang menimbulkan kontroversi dan bahkan mendapat penilaian bahwa ada beberapa ajaran-ajaran aneh dan cenderung sesat di sana,” ucapnya.
Baca Juga :
Polri Bantah Tudingan Penetapan Tersangka Panji Gumilang Bernuansa Kriminalisasi dan Politis
Selain kurikulum, selanjutnya langkah yang harus dilakukan untuk meyelamatkan ponpes tersebut adalah memetakan kualitas pengajar. Menurutnya kehadiran para pengajar harus memberi kualifikasi, paling tidak harus memiliki jiwa moderasi beragama.
“Jadi, ini ada kualifikasi, karena ini menjadi penting karena kita tahu bahwa kehadiran lembaga pesantren ini, juga ada penilaian-penilaian yang agak miring dan negatif, beberapa pesantren yang cenderung berpikiran agak ekstrem, dan sebagainya,” ucapnya.
Halaman Selanjutnya
Selanjutnya, kata dia, memetakan kualitas pengelolaan dari ponpes itu sendiri. Dirinya mengungkap hal ini penting lantaran Al Zaytun punya nilai aset yang luar biasa.
Quoted From Many Source